Kita ingin mengenal Tuhan, merasakan hadirat-Nya, dan mempercayai bahwa Ia mendengarkan doa-doa kita, tetapi di tengah rasa sakit yang luar biasa, kita mungkin mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh memperdulikan kita. Bahkan ketika kita memiliki keduanya, harapan dan rasa sakit, terkadang rasa sakitlah yang terdengar paling keras teriaknya. Bisakah Tuhan tetap baik ketika kehidupan kita tidak baik?
Di dalam Hope In The Dark, Craig Groeschel menggali kisah dari seorang ayah yang membawa anak laki-lakinya yang dirasuki roh jahat kepada Yesus, sambil berkata, "Aku percaya! Tolonglah ketidakpercayaanku!" Di dalam seruan yang tulus dari pria itu, Yesus mendengar tekanan dari hati penuh ketakutan akan peperangan. Ia tidak hanya menyembuhkan anak laki-laki itu, tetapi ayahnya juga, membuang semua ketiadaan-harapan yang telah mencengkramnya. Ia dapat melakukan hal yang sama bagi kita pada hari ini.
Ketika Groeschel membagikan rasa sakitnya karena keadaan kesehatan putrinya saat ini, ia sangat memahami pertanyaan yang mungkin kita tanyakan dalam rasa sakit kita yang teramat sangat: "Di mana Tuhan ketika aku dianiaya?", "Mengapa anakku lahir dengan disabilitas?", "Mengapa kanker itu kembali?", "Mengapa semua temanku menikah dan aku tetap sendiri?" Ia mengajak kita untuk mengalahkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu di saat kita meminta Tuhan untuk menerima iman kita dan menyembuhkan ketidakpercayaan kita. Di tengah rasa sakit Anda yang sangat mendalam, Anda merindukan firman yang memberikan pengertian dan pengharapan. Anda rindu untuk mengetahui bahwa bahkan di dalam kenyataan yang sangat menguasai hidup Anda, Anda masih bisa mempercayai bahwa Tuhan itu baik. Temukan kembali sebuah iman di dalam karakter, kuasa dan hadirat Tuhan. Bahkan di dalam pertanyaan-pertanyaan. Mungkin saat ini.